Fairy
tail milik Hiro Mashima di jepang sana
Tapi
jalan cerita ini milik saya!
Rated
K
.
[Setting
latar waktu antara jenjang episode 153 dan 154]
.
Happy
Reading
^_^
*
Gedung guild Fairy Tail entah
mengapa sangat ramai hari ini. Oh bukan! Tepatnya sebuah bangunan megah dengan
bendera berlambang Fairy Tail, tempat shootting Film paling fenomenal sepanjang
masa –Fairy Tail yang didedengkoti oleh sutradara ternama Hiro Mashima berserta
kru. Hari ini adalah hari jumpa fans. Para penggemar dari seluruh dunia sudah
memadati arena shootting dan sekitarnya dengan memakai pakaian, spanduk, bando,
dan pernak-pernik lainnya yang berbau Fairy Tail.
Sementara itu di dalam gedung,
para pemeran yang sudah ditunggu-tunggu kedatangannya tengah bersiap di ruang
bersalin (ruang ganti, maksudnya -_-#). Kehebohan kembali terjadi didalam sana.
“Natsu, cepat kau rapihkan
wajahmu!”kata Makarov yang sedang dipijat Laxus karena encoknya tiba-tiba
kambuh pada si rambut merah muda yang sedang menguap lebar-lebar diatas sofa.
“Natsu-san, kalau tidak cepat kau
akan terlambat loh!”Wendy mengingatkan sembari membenahi gaunnya sendiri. “Atau
kau akan ditendang Lucy-san dulu, Natsu-san?”
“Urrusai Wendy! Lagipula Luce
sedang sibuk ‘bermain’ dengan Gray, tuh...”jawabnya ngasal, sambil melemparkan
permen karet yang dikunyahnya semalaman ke pojok ruang ganti. Tiba-tiba
terdengar suara gaduh dari dalam sana.
“Oi, siapa orang sial yang
melempar ini?” protes ‘orang itu’ dengan kepala indigo yang menyembul dari
balik tirai, sudah bisa ditebak kalau dia te-lan-jang.
“Astaga, ayolah kalian semua!
Lamban sekali..”Keluh Ultear sembari mengibas-ngibaskan jam tangan Meredy.
“Cepatlah! Atau para penggemar akan kecewa.”
“Ultear, apakah semuanya sudah
siap? Jumpa fans hari ini akan segera dimulai! Hiro-sama memberi kita waktu
lima menit lagi, cepatlah!” kata Juvia dengan kepala menyembul dari balik
pintu.
Semua orang yang ada disitu,
terutama yang belum bersiap langsung gelagapan.
.
.
.
.
.
.
.
.
“COOL!!....”teriak Jason histeris
dengan microfon bau jigonknya. Dia adalah wartawan senior dari majalah weekly
yang selalu menjadi ‘yang pertama mewawancarai’. Saking gilanya dia dengan
dunia perwartawanan, Jason sudah stand by di TKP tujuh hari sebelumnya!
“Jadi sejak kapan kalian
putus?”tanyanya pada Juvia yang duduk diantara Lyon dan Gray.
“Aku, Gray, dan Lyon memang tidak
ada hubungan spesial kok!” jawab gadis berambut biru itu dengan santainya. “Saat
ini aku mempunyai hubungan dekat dengan Zerref-kun.”tambahnya, yang langsung
membuat para GrUvia dan LyVia tepar berjamaah. Zerref, yang duduk disamping
kanan Makarov hanya mengangguk sembari melempar senyum terbaiknya kearah kamera
yang berkerlap-kerlip, membuat para Zerref-maniak mimisan.
“Lalu bagaimana dengan Mavis-san,
Zerref-san?”
“Kau bercanda, aku dan Zerref kan
bersaudara!” jawab Mavis dengan bersemangat, sampai-sampai dia menginjak meja
didepannya. Para penggila ZerMav langsung sweadrop ditempat.
“Cool...”Jason mencorat-coret
catatan kecilnya sebentar, lalu berkata “lalu bagaimana dengan pasangan Nastu
dan Lucy, kapan kalian menikah?”
“Menikah? Jangan bercanda!”jawab
Natsu yang langsung dibalas anggukan Lucy. “Aku akan melanjutkan kuliah dan
menjadi sutradara.”lanjutnya lagi. Para penggemar NaLu dan NaLi merasakan
kepala mereka seakan ditimpa batu 100 ton saking shocknya.
“Tunggu Lucy-san, apa itu di
lehermu? Apakah itu ‘perbuatan’ anda Natsu-san, ayolah anda tidak bisa mengelak
lagi!”
“O-oi, jangan membuat kesimpulan
seenaknya!... hei Gray, kau tahu kita semua akan mengadakan acara seperti ini
hari ini, kenapa kau membuat ‘itu’ di leher Lucy?”cerocos Natsu pada Gray yang
ada di ujung sana. Semua orang yang ada disitu langsung bersweadrop ria dan
para penggemar GraLu bersorak-sorak bergembira. Gray tidak membalas atau
mengajak Natsu berkelahi, dia hanya menunduk dengan wajah super merah saking
malunya. Sangat berbeda dengan karakternya dalam film.
“Cana-san, apakah anda
benar-benar pemabuk?”
“Kau gila! Mana mungkin aku
shooting dengan keadaan mabuk. Yang kuminum ketika shooting itu jamu loh, jamu!”
“Gajeel-san, apakah kamu
benar-benar memakan pipa besi?”
“Rupanya kau benar-benar tidak
waras ghie, yang aku kunyah itu permen dengan potongan seperti besi. Gigiku
mana bisa dipakai untuk makan besi sungguhan! Dasar bodoh.”
“Cool... Wendy-san, kenapa warna
rambutmu sama dengan rambut Jellal?”
“Karena dia memang pamanku.”
“Happy dan Charlie, apakah kalian
bisa bicara?”
“Nyan~~”
“Cool...”
Dan begitulah seterusnya, sampai
pada pertanyaan terakhir yang ditunjukkan pada tim Shadow Gear dan Master
Makarov, Jason tak henti-hentinya berkata “Cool..” dengan aduhay lebaynya. Dan
saat tiba di pertanyaan terakhir, barulah mereka semua sadar bahwa ada yang
tidak hadir pada pertemuan ini. Para fans jelas mendesah kecewa, tapi sorak
sorai langsung terdengar beberapa detik kemudian dari pada JerZa fans club.
Yup, Erza dan Jellal datang bersamaan sembari bergandengan tangan dengan sangat
romantisnya (ciye ciyee) ke arah ‘kerumunan masa’ itu.
Rambut Jellal yang biasanya
jabrig acak-acakan kini disisir rapi ke belakang, memperlihatkan tatoo di pipi
kanannya semakin jelas terlihat tapi sama sekali tidak mengurangi level
ketampanannya. Tubuh kekarnya dibalut kaos simple dengan sablon Fairy Tail 2015
warna merah pekat seperti rambut Erza
yang kini diikat ketat ke belakang membuat leher jenjangnya terlihat sempurna.
Gadis scarlet itu mengenakan tanktop biru dongker dengan jaket berbahan jeans
dan celana diatas lutut yang sangat serasi dengan sepatu boots berpitanya.
Keduanya sangat serasi dengan setelan musim semi itu.
“Cool!...” kata Jason –entah yang
keberapa kalinya- saat Jellal dan Erza menduduki kursi yang telah dipersiapkan.
Wartawan dengan rambut kuning meruncing melawan gravitasi itu berkali-kali
mencorat-coret catatannya dan beribu kali menjepret dua pasangan merah biru itu.
“Astaga, aku tidak pernah tahu
kalau ini akan sangat merepotkan,” bisik Erza pada Jellal. “Dan lagi, kenapa
harus si Jason dari Weekly Socier lagi?”lanjutnya dengan wajah paling bete
sedunia.
“Yah, salah siapa kita telat?”
tanya Jellal balik “dan siapa yang minta dianterin ke Sweet Labolatory hanya
untuk sepotong kue?” tabahnya lagi, seenak udel. Erza hanya mengerucutkan
bibirnya sebal. Tapi karena posisi Erza yang menghadap pria biru itu hendak
berbisik lagi, Jason mengira dia hendak mencium pipi Jellal –atau semacamnya-
langsung heboh luar biasa.
“Cool!!... ini adalah moment yang
harus diabadikan!” katanya sembari memotret banyak-banyak, entah pakai memory
yang berapa giga tuh kamera. “Jadi sudah seberapa jauh hubungan kalian? Apakah
akan ada adegan kissu di episode mendatang? Para fans pasti senang
mengetahunya...”cerocosnya disertai dengan hujan lokal yang langsung meresap di
microfonnya yang semakin bau jigonk.
“I-itu...” keduanya langsung
salting, diiringi dengan wajah memerah dan iritasi ringan –oi, maksudnya
blushing gitu- para fans JerZa langsung menjerit sembari jingkrak-jingkrak
melempar spanduk “Erza luph Jellal 4-everr!!” atau “Jellal get kiss Erza!!” dan
“We are JerZa forever!!” dan sebagainya, Jason juga takkan kalah ribut.
“Ma, kalau adegan ‘yang itu’ kita
serahkan saja pada Hiro-sama. Kita semua kan hanya memerankan...”kata Lucy
menjawab pertanyaan Jason dengan bijak, langsung disambung oleh Mirajane dengan
semangat membara“Lagipula kita semua memang menantikan moment itu diperankan
mereka!”
Semakin merahlah wajah Erza dan
Jellal saking malunya, dan para fansnya langsung berpesta saat itu juga. Jason
berjingkrak-jingkrak gaje saking senangnya sembari mewiridkan kata “cool” nya
yang khas dengan suara lantang.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Cut!...”teriak sang sutradara
mengomando Hibiki untuk menghentikan acara merekamnya. Karena nggak kebagian
adegan di episode 154, dia magang menjadi kameramen. Senja sudah sangat temaram
menerangi sisi lain pantai Akane, dan acara shooting berjalan sangat lancar.
Adegan ‘khusus’ Jellal dan Erza –begitu Happy menyebutnya- hanya memerlukan
tiga kali pengulangan. Yang pertama karena Erza blushing sebelum wajah Jellal
mendekat, yang kedua karena Jellal terlalu mendekatkan wajahnya dengan Erza
saat gadis berambut scarlet itu baru menyebut namanya, dan yang ketiga mereka
benar-benar berciuman karena terbawa suasana dan terlalu menjiwai. Ow ow ow,
rupanya saat itu Jellal lupa kalau adegannya dia harus menarik wajahnya dan
menjauhkan Erza saat jarak kedua bibir mereka tinggal 1 cm!
“Kerja bagus Jellal, Erza!” kata
Meredy sembari memberikan dua kotak jus kemasan pada keduanya.
“Arigato Meredy.”
“Hee, kalian terlalu
bersemangat,”sindir Ultear yang menghampiri mereka bertiga, angin malam
berhembus dan menggoyangkan rambut keunguannya. “Tapi bukankah sebaiknya kalian
‘melakukannya’ diluar shooting, eh?”
“Urrusai yo, Ultear!” balas
Jellal kesal, Erza sudah blushing disampingnya. Walaupun malam gelap, tapi
tempat itu sedikit bercahaya dari lampu besar yang menerangi bagian pengambilan
gambar.
“Ano Ur-chan, sebaiknya kau cepat
ganti baju! Sebentar lagi adegan kita loh...”Meredy segera mendorong Ultear
yang mengangkat sebelah alisnya, menjauhi Jellal dan Erza ke ruang ganti. “Kami
duluan ya!”
Dalam waktu singkat selama
istirahat itu para pemeran dan kru yang bertugas segera mempersiapkan segalanya
untuk adegan berikutnya. Yah, mau bagaimana lagi, filmnya kejar tayang sih jadi
semua harus secepatnya terselesaikan. Tapi Jellal dan Erza masih duduk di
tempatnya.
Suasana diantara mereka menjadi aneh.
Angin berhembus menggoyangkan
pepohonan, ombak mendesir menabrak batu karang. Jellal masih menunduk, seperti
melamunkan sesuatu. Perlahan, Erza mencondongkan tubuhnya. Mempersempit jarak
mereka berdua, sehingga dia bisa melihat semburat-semburat kemerahan di wajah
lelaki itu.
“Jellal...”panggilan lirih itu
membuatnya tersadar, dia mengangkat wajahnya sedikit... dan sedetik kemudian
matanya terbelalak. Erza mencium bibirnya, menyesapnya dengan lembut. Gadis itu
mengalungkan tangannya di leher Jellal, perlahan dia memejamkan kedua onyxnya
dan membalas ciuman Erza.
.
.
.
Owari...
.
.
.
Ini cerita pendek JerZa, yang
terinspirasi dari ocehan ngawur anak-anak dikelas (dendam karena gw yang mereka
gosipin).
Readers = selesaiin dulu woii cerita yang lain!!
Cn Scarlet = Sumimasen *Aries style*
Well, gimana nih ceritanya? Bagus
nggak?? Makannya, aku minta REVIEW!!
cerita ini pernah di publish di fanfiction.net, tapi copyright dari cerita ini milik saya. karena itulah, dipublish ulang supaya nggak hilang
BalasHapus