Fairy tail milik mas Hiro Mashima di jepang sana
Tapi jalan cerita ini milik saya
Rated T
Erza S x Jellal F
.
Happy Reading
^_^
*
.
.
Istirahat siang, para perjaka
kurang kerjaan tengah bergerombol membentuk satu majelis dengan tumpukan snack
semacam remah kripik, opak, raginang, kelontong, ulen kering, dan berbagai
makring lainnya yang dicampur aduk diatas baki rotan kecil ditengah majelis
itu. Leb komputer yang biasanya sepi dan bersih akan menjadi ramai dan
acak-acakan ‘ditangan’ mereka semua.
Mereka adalah anak-anak dari
kelas dua tekaje Fairy Gakuen. Sebut saja si cerewet Natsu, si echi Gray, si
hentai Wakaba, si pelit Alzarck, si narsis Gajeel, si flayboy Loke, si nyeleneh
Jett, si rakus Droy,si kecil Romeo, si kumis Macao, si pemalas Nab, dan si
ganteng kalem Jellal. (*keroyok Author!!*)
KRAUKZZ... KRAUKZZ... suara
kunyahan opak dan reginang yang masuk ke mulut Droy tanpa henti. Mereka sedang
ngobrol ngaler-ngidul tentang pelajaran aplikasi perdukunan bu Charla tadi,
entah mengapa topiknya langsung berubah jadi soal bajir, mati lampu, pergusuran
lapak lokalisasi, sampai ke cewek kelas dua tekaje Fairy Gakuen.
“Jadi si Lucy itu pacar lo minggu lalu,
Lokee??” ulang Natsu heboh mendengar gosip yang diucapkan Gray barusan langsung
diamini Loke. Pasalnya, kemarin si rambut salmon jadian sama Lucy.
“Pokoknya lo harus banget
ngerasain ciuman Lucy, mantep brow!” kata Loke sembari mengusap-ngusap lidahnya
ke bibirnya sendiri. “Rasanya... manis, basah... ah...”
“Sialan lo Loke...”
“Enakan juga Juvia menurut gue,
bibirnya tuh empuk banget!” selah Gray memotong protes Natsu, “yang penting,
ada ‘sesuatu’ yang menabrak dada gue waktu itu, nikmat banget cuy!” lanjutnya
sambil ngeces.
“Kalau gitu gue kudu ‘nyobain’ si
Juvia deh, boleh dong Gray?”sekarang si raja Hentai –wakaba yang berbicara.
“Ambil sono, gue bosen!”
“Eh, apa cuma gue aja disini yang
belum pernah ciuman?” tanya Gajeel, yang pacarnya masih di bangku SMP.
Semua orang yang ada di riungan
itu langsung menoleh ke Jellal yang asik mengemut sebatang kelontong alot.
“Kalo elo gimana Jellal, pernah ciuman belum?”
Jellal, si ganteng kalem itu
hanya mengangkat halisnya sebagai jawaban. Wajahnya memerah, dan dengan
susahnya ludah itu ditelan. Tak kuasa menjawab apa, kalau bilang ‘belum’ kan
malu tapi kalau bilang ‘udah’ kan bohong. Dan bohong itu dosa, begitulah
prinsip Jellal ditambah dia sangat-sangat tidak jago berbohong.
“Berarti belum,” kata Natsu sembari
menarik sesemplek opak gosong. “Kalau begitu, siapa yang ingin kau cium pertama
kali Jellal?”
“I-itu...” jawab si rambut biru
dengan terbata.
“Heh, ini kan Valentine, nggak
apa-apa dong kalo lo ngungkapin perasaan lo sama cewek yang lo suka. Atau
jangan-jangan... lo...” ocehan Natsu terpotong oleh acara minum air mineral
sejenak, lalu dilanjutkan “jangan-jangan lo Yaoi lagi, Jellal?”
Semua orang termasuk Jellal
langsung tersedak masal, lalu rebutan air mineral galon.
“Jelas nggak lah! Gue punya
gebetan, dan gue pengen banget nembak dia.”
“Siapa siapa?” tanya semua yang
ada disitu –minus Jellal, dengan semangat empat lima.
“Erza.”
“Hah, lo gila Jellal? Lo tau
julukan tuh cewek dirumahnya? Titania brow!! Gue kesian bayangin lo di ‘grepe-grepe’
sama tuh monster..”oceh Natsu, Gray menyocoki kupingnya saking kerasnya Natsu
berkomentar dan Droy melindungi makanan mereka dari hujan lokalnya si rambut
pinkist.
“Heh, mau taruhan nggak?” tantang
si pelit Alzarck dengan nada angkuh. Natsu, Gray, Wakaba, Gajeel, Loke, Jett,
Droy, Romeo, dan Macao menyambutnya dengan antusias sedangkan Nab dan Jellal
ogah-ogahan. Jellal tahu bin yakin kalau taruhan yang diusulkan Alzarck pasti
merugikan, sedangkan Nab memang selalu kalah kalau masalah taruhan.
“Apa dulu taruhannya Al~?”tanya
Wakaba setengah menggoda, dia mengucapkan itu menggunakan gaya, intonasi, dan
suara yang dimirip-miripkan dengan Bisca.
Alzarck mendengus plus
mengerucutkan bibirnya sebal sebelum menjawab “ciuman pertama Jellal, hari ini
juga untuk Erza!”
“Gue taruhan lo nggak berani
nyium Erza,” kata Natsu sembari merogoh saku celana abu-abunya dan mengeluarkan
segenggam recehan “lima ribu rupiah per orang, kalau Jellal berhasil cium si
Erza tepat di bibirnya hari ini juga!”
“Ah lu, mending kalau dua ribu
lima ratus aja per-orang. Tapi kalau lo gagal,”Alzarck menyeringai licik “mie
ayam Mirajane per orang, Jellal!”lanjutnya seenak udel. Droy langsung berbinar
sambil ngeces mendengarnya.
“Cih, seenaknya aja lo lo pada
ngehargain ciuman pertama gue. Pokoknya, kalau gue menang lo kudu ngasih duit
seratus ribu ke gue per orang, TITIK!”
Si cerewet Natsu, si echi Gray,
si hentai Wakaba, si pelit Alzarck, si narsis Gajeel, si flayboy Loke, si
nyeleneh Jett, si rakus Droy,si kecil Romeo, dan si kumis Macao berembuk
sebentar. Nab memang mendukung Jellal, dengan komisi terselubung tentunya.
Kemudian ke sepuluh orang lelaki abnormal itu menyetujuinya.
.
.
.
.
.
.
.
Di kantin Mirajane, berbagai
kesibukan terjadi disana. Valentine telah berhasil menyihir tempat yang
biasanya serba biru dengan aroma dupa lilach yang selalu menguar dari lilin
aroma terapi yang ada disana berubah dengan warna pink dan merah dengan
wewangian mawar yang sangat menggoda. Berpasang-pasang pemuda dan pemudi tengah
mojok di pojokan kantin, semua perempuan terlihat memberikan coklat pada
kekasihnya.
Tapi tidak dengan gadis berambut
scarlet panjang yang duduk sendirian disamping meja kasir Mirajane. Wajahnya
agak miring ditahan oleh sebelah tangan kanannya yang dipasangi gelang perak.
Matanya memandang berkeliling dengan pandangan iri, meskipun dia punya cokelat
valentine, dia selalu akan menghabiskannya sendiri.
“Erza...yaaaaaaah....” panggil
seorang pemuda dengan rambut biru yang menyembul di pintu kantin dengan keluhan
panjang di akhir kalimatnya. Pasalnya saat itu Erza baru saja memakan potongan
terakhir cokelat rasa strawberynya, tanpa membagi Jellal. Itu kan sudah jelas.
“Ada apa Jellal?” tanya Erza,
masih mengunyah cokelatnya.
“Padahal tahun ini juga aku ingin
meminta setengah cok...kyaaa~!”
Sedetik kemudian, Jellal jatuh
secara tidak etisnya menubruk Erza. Tadi, Mirajane tanpa disengaja menumpahkan
minyak goreng di lantai, walaupun sudah di pel tetap saja licin. Sialnya, si
ganteng kalem itu baru saja sukses menginjak area tersebut.
Mata keduanya terbelalak. Wajah
Erza maupun Jellal tak mau kalah merahnya, si Cepot dari kerajaan Astina yang
selalu dimainkan pak Biscklow dalam pelajaran seni budaya pun kalah merahnya
dari wajah mereka berdua saat ini. Pasalnya, saat ini bibir mereka MENEMPEL
satu sama lain akibat ‘insiden’ naas itu.
“GWHOAAA...”pekik Jellal ketika
menjauh satu langkah kecil dari Erza. “M-maaf, aku sama sekali tidak
bermaksud...”
“Y-yah, t-tidak apa-apa,”jawab
Erza terburu-buru. Nadanya terdengar gugup karena dia masih shock, Jellal
menatap Erza yang kini tertunduk dan menghela nafas berulang-ulang. “T-tadi kau
mau cokelat kan?”
Dia mengangguk pelan, menyebabkan
rambut biru jabrignya bergoyang keatas-kebawah. Erza menarik nafas dalam-dalam,
dengan cepat dia mendekat pada pria itu dan mengecup bibirnya. Jellal
membelalakan kedua onyx lembutnya, namun kemudian dia menikmati ‘hadiah’ itu.
Jellal merengkuh Erza untuk
memperdalam ciumannya. Posisi mereka yang bersimpuh di lantai membuat keduanya
mudah untuk melakukan hal itu dengan nyaman, pria bermarga Fernandez itu
mengambil kesempatan saat Erza sedikit membuka mulutnya. Lidahnya menyusup ke
mulut gadis itu, mengobrak-abrik isinya. Manis, dan ada rasa cokelat strawberry
yang dirasakan Jellal, menambah sensasi tersendiri dalam ciuman itu.
1 menit 24 detik, Ultear
menghentikan stopwatch-nya. Jellal dan Erza menghentikan ciuman panas mereka
karena kehabisan oksigen. Dengan nafas yang terengah-engah dan wajah yang
memerah hebat, Jellal berkata “c-cokelat ttahun ini... ah, aku...”
“Hmm...” gumam Erza, matanya
memandang sayu pria didepannya.
Dia mungkin tidak sadar, ah,
memang mereka berdua tidak menyadarinya kalau kantin sedang sangat ramai saat
ini. Jelas semua orang menonton adegan panas itu secara live!
Bahkan ada pula yang sampai
mimisan karenanya.
.
.
.
.
.
.
.
“Ghiee, ini baru pertama kalinya
kau kalah taruhan Alzack!” ejek Gajeel untuk yang ke sekian kalinya sembari
menepuk-nepuk kepala Alzarck si pelit. Pria berambut gelap itu semakin murung.
“Gue bahkan nggak bisa percaya lo
bener-bener ngelakuin ‘itu’ Jellal, didepan umum pula!” komentar Droy dengan
nada salut sembari terus menjejalkan dua bungkus roti isi kacang ke mulut
bergelambirnya.
Si echi Gray, si hentai Wakaba,
si narsis Gajeel, si flayboy Loke, si nyeleneh Jett, si rakus Droy,si kecil
Romeo, si kumis Macao,dan si pemalas Nab mengangguk-ngangguk mengiyakan.
Alzarck hanya merenggut, berbeda dengan Jellal yang memerah. Tiba-tiba
seseorang masuk ke leb komputer dan membuat kehebohan.
“Jellal... benarkah apa yang gue
dengar di kelas tadi? Lo ciuman sama Erza?...” tanya si cerewet Natsu, nyerocos
dengan penuh nafsu. Nab, Wakaba, dan Macao mengelap wajah mereka yang kena
hujan lokal sebelum melemparkan kotak CPU terdekat pada si rambut salmon.
“Jadi, mana uang taruhannya?” tagih
Jellal, berhasil menghentikan keributan yang hampir pecah didepannya. Natsu,
Gray, Wakaba, Macao, Romeo, Jett, Droy, Gajeel, dan Loke langsung mengeluarkan
uang seratus ribuan. Nab sih nggak bayar, dia kan menang taruhan bareng Jellal.
“Uangku yang cantik...” rengek
Alzarck lebay sembari mengeluarkan uang ‘cap dua bapak-bapak’ dari dompet lusuh
jamurannya dengan susah payah.
.
.
Owari~
.
.
.
.
Omake...
Gadis berambut scarlet itu
membasuh mukannya di westafel toilet. Disampingnya ada Lucy, Mirajane, Bisca,
Ultear, dan Levi yang sedang melakukan rutinitas biasa mereka. Bersolek.
“Oi Erza, benar kau berhasil
mendapatkan ciuman pertama Jellal?” tanya Lucy tiba-tiba, sembari
mengaplikasikan blush on warna peach ke pipinya. Erza hanya memberikan senyuman
tipis sebagai jawaban, wajahnya merona.
“Kau memangnya menghilang kemana
sih Lucy, semua orang melihat ciuman panas mereka berdua di kantin!” perkataan
Bisca ini mendapat deathglare gratis dari sang Titania.
“Hei, lalu bagaimana dengan
taruhan kita?” kali ini Erza membuka suara.
“Kalian berciuman selama 1 menit
24 detik! Shugoine,” sambung Ultear sembari mengecek stopwatch pinguin
kesayangannya, lalu menambahkan “padahal kudengar dari simon, kalau kau tidak
suka berciuman lama-lama.”
Lucy, Mirajane, Bisca, dan Levi
menyeringai licik pada Erza. Imbasnya, satu jitakan keras untuk Ultear.
“Ittai...”
“Heh, memangnya gimana rasanya
sih bibir Jellal? Sampai kau betah berciuman dengannya.” tanya, sekaligus
sindir Mirajane yang diamini Levi McGarden.
Erza menyesap bibir bawahnya yang
agak bengkak, lalu menjawab “manis, menyenangkan er –entahlah! Aku tidak tahu,
yang jelas ada perasaan aneh yang masuk kedalam hatiku saat dia membalas
ciumanku dan mengambil cokelat yang tersisa di mulutku. Perasaan yang tidak aku
dapatkan dari Simon.”
“Tidak diragukan lagi!” kata
kelima gadis itu secara berbarengan, Erza mengangkat sebelah halisnya heran.
“Kau pasti menyukainya, Erza?”Levi menambahkan. Pertanyaan yang tidak
memerlukan jawaban. Erza menunduk ke cermin didepannya, lalu senyuman tipis
terukir disana.
.
.
.
.
“Mungkin, iya...”
.
.
.
.
.
~Owari~
Fic ini pernah di fublish di situs lain, tapi copyright ada ditangan saya, CN Scarlet sebagai pengarang. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar